Eka Akredinanta - Pengaruh Modernisasi pada Perubahan Bentuk dan Fungsi Angklung

Tugas Akhir / Skripsi Antropologi
Disusun oleh: Eka Akredinanta
Universitas Airlangga
Program Studi Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik


Intisari:

Seni pertunjukan angklung Banyuwangi merupakan salah satu bentuk seni tradisional yang hidup dan berkembang dari kehidupan agraris masyarakat using. Di tengah arus modernisasi, keberlangsungan seni pertunjukan tradisional mendapatkan ujian berat untuk tetap bertahan atau berubah mengikuti perkembangan jaman. Asumsi modernisasi yang digunakan dalam penelitian ini mengarah pada perubahan dari pra-kapitalis ke arah kapitalis dengan menjadikan seni pertunjukan tradisional sebagai komoditas yang berorientasi pada profit (keuntungan). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perubahan bentuk dan fungsi dari kesenian angklung yang merupakan kesenian khas di daerah Banyuwangi baik dalam bentuk yang asli maupun dalam bentuk modifikasi karena pengaruh modernisasi.

Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif yang menggambarkan secara rinci proses kreativitas para pelaku seni dalam menciptakan angklung Banyuwangi yang modern dan sesuai dengan ciri-ciri atau pakem tersendiri angklung tradisional, baik bentuk maupun fungsi yang dimiliki. Disamping itu, peneliti ingin mengetahui secara jelas peranan masyarakat dalam perkembangan angklung dari waktu ke waktu secara keseluruhan sebagai penikmat seni. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode kualitatif dimana data yang diperoleh berdasarkan pengamatan, wawancara dan studi pustaka yang diambil dari berbagai sumber untuk kemudian dipilah dan diklasifikasikan berdasarkan kategori yang telah ditentukan dan dianalisa secara kualitatif.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa seni pertunjukan angklung Banyuwangi merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang memang cenderung berakar pada unsur tradisional. Munculnya industrialisasi dalam seni pertunjukan dapat dijadikan sebagai indikasi pengaruh modernisasi yang merubah cara pandang para pelaku seni dan penikmat seni sehingga berdampak pada perubahan bentuk dan fungsi angklung itu sendiri dalam masyarakat. Industri beserta jaringanya kemudian mengemas seni pertunjukan tradisional sebagai sebuah produk yang pada satu sisi semakin mendekatkan seni kepada rakyat. Sedangkan di sisi yang lain pesatnya perkembangan seni pertunjukan juga perlu di cermati agar jangan sampai karena tuntutan pasar seni pertunjukan tradisional menjadi luntur hilang di telan jaman.

Aswin B. Muhammad - Kuasa, Spiritualitas dan Pilkades

Tugas Akhir / Skripsi Antropologi
Disusun oleh: Aswin B. Muhammad
Universitas Airlangga
Program Studi Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik 

Intisari:

Studi tentang politik desa dalam perpekstif antropologi politik mengantarkan penulis untuk mencermati fenomena suksesi politik pada masyarakat Jawa. Secara garis besar deskripsi ini mengetengahkan representasi suksesi politik tingkat desa pada masyarakat Jawa yang telah mengenal konsep-konsep demokrasi modern. Dalam suksesi politik desa tersebut sistem politik demokrasi dianut oleh masyarakat desa sebagai alternatif suksesi pemilihan kepala desa, sederhananya praktik pemilihan umum secara langsung sudah diadopsi oleh masyarakat desa tersebut sebagai pilihan dalam menentukan kepala desa mereka. Dalam praktik pilkades Banjarsariwetan hal menarik yang penulis cermati adalah bahwa gagasan demokrasi yang dimanifestasikan dalam praktik suksesi politik desa nampak masih sangat berbaur dengan dimensi metafisis dan ragam mitologis dalam pertarungan pilkades tersebut. Singkatnya, dalam upaya pemenangan seorang calon kerap kali mempergunakan kekuatan supranatural seorang dukun. Dukun kerap dilibatkan oleh seorang calon dalam setiap moment pemilihan kepala desa. Deskripsi ini hendak melihat secara menyeluruh bagaimana peran dukun dalam pertarungan pilkades Banjarsariwetan serta menentukan bagaimanakah konsepsi calon tentang kekuasaan dalam pertarungan pilkades tersebut. Hal tersebut akan menarik suatu generalisasi tentang konsepsi kekuasaan masyarakat Jawa pada masa kini.

Penulis berharap dari penelitian ini memperoleh manfaat dan tujuan yang bisa digunakan dan bisa diaplikasikan pada kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan diskusi dan dapat menelaah fenomena kepercayaan masyarakat Jawa yang berhubungan dengan kehidupan politik lokal. Teori yang digunakan adalah teori kekuasaan religius dari Frans Magnis Suseno dan teori kekuasan Ben Anderson. Pada penelitian ini menggunakan paradigma intepretatif dengan tipe penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Sementara untuk menggali data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan bantuan data sekunder seperti internet, dan jurnal-jurnal media cetak. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah individu-individu yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan isu dan judul penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kekuatan supranatural dukun dianggap mampu mendatangkan kekuasaan adiduniawi atau yang ’’illahi’’ yang terselubung dalam mitologi-mitologi tertentu. Dukun melalui kesaktian yang dimilikinya berperan mengahadirkan kekuatan yang bersifat metaempiris. Konteks kekuasaan pada masyarakat Jawa masih ditandai dengan ragam kepercayaan animistik yang memiliki relasi terhadap legitimasi kekuasaan tersebut.

Skripsi Ilmu Antropologi - Headline Animator